Nasib Anak-Anak Sekolah di Tana Mbanas, Sumba, NTT diujung tanduk
Di Tana Mbanas, Sumba, NTT anak-anak terancam putus sekolah. Sekolah yang tidak memiliki satu pun laptop atau computer membuat mereka tidak bisa mengikuti ANBK.
Akibatnya, saat musim ujian ANBK tiba, mereka harus berjalan puluhan kilometer untuk menumpang ujian di sekolah lain yang memiliki fasilitas komputer. Anak-anak kecil itu berangkat pagi buta, menembus panas dan jalanan berbatu. Sesampainya di sana, mereka sudah kelelahan bahkan ada yang tertinggal dan tak sempat ikut ujian.
Bayangkan, hanya karena tidak memiliki laptop, masa depan mereka bisa terhenti di tengah jalan. Satu ujian yang gagal diikuti berarti satu peluang pendidikan yang hilang. Jika keadaan ini terus dibiarkan, mereka benar-benar bisa putus sekolah.
Jika di kota-kota besar anak-anak seusia mereka belajar dengan tenang, menikmati fasilitas lengkap, dan bisa mengakses pelajaran hanya dengan satu klik, tapi di Sumba, masa depan mereka terbatasi oleh fasilitas yang tidak memadai.
Kak Hamidah, perwakilan Gemilang Indonesia yang datang langsung ke Sumba, melihat semangat mereka sendiri, anak-anak yang tetap belajar di bawah pohon, hanya bermodal buku bacaan yang lusuh, itupun buku-buku tersebut dikirimkan dari salahsatu kenalan guru mereka di Jakarta.
Itulah sebabnya Gemilang Indonesia mengajak orang-orang baik untuk bergotong-royong memberikan laptop bagi anak-anak Sumba, karna satu laptop bukan sekadar alat belajar, tapi penyelamat masa depan.
Mari jadi bagian dari #TemanBerbagiKebaikan, mari berdonasi sekarang!
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik