Sumba, NTT (19/9) – Tim Humanitarian Expedition by Gemilang Indonesia mendapat sambutan hangat penuh makna saat tiba di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kedatangan tim disambut oleh masyarakat setempat melalui tarian adat Ana Jarayau serta syair Panggarakatung, sebuah tradisi turun-temurun yang sarat doa dan penghormatan.
Tarian Ana Jarayau merupakan tarian penyambutan khas Sumba yang menggambarkan semangat, kegembiraan, sekaligus penghormatan kepada para tamu. Sementara Panggarakatung adalah syair adat yang dibacakan untuk mengiringi sambutan, berisi doa dan ungkapan selamat datang.
Dalam prosesi adat, tim Humanitarian Expedition juga menerima kain Tenun Ikat Sumba sebagai tanda penghormatan dan persaudaraan. Kain ini memiliki makna mendalam: simbol ikatan, penghargaan, serta doa tulus dari masyarakat Sumba kepada para tamu yang datang membawa misi kemanusiaan.
Tak berhenti di penyambutan, ekspedisi kemanusiaan ini pun langsung dimulai dengan pembagian 1.000 pasang sepatu bagi anak-anak di Sumba. Program ini menjadi langkah awal untuk mendukung semangat belajar mereka, agar tetap teguh melangkah meraih cita-cita meski dengan segala keterbatasan.
“Bagi kami, sambutan ini bukan sekadar sebuah ritual budaya, tetapi simbol persaudaraan dan penerimaan yang tulus dari masyarakat Sumba. Hal ini semakin menguatkan semangat tim untuk menjalankan misi kemanusiaan di tanah ini,” ujar perwakilan Gemilang Indonesia.
Kehadiran Humanitarian Expedition di Sumba membawa misi kemanusiaan, terutama dalam bidang pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, Gemilang Indonesia berharap dapat menjadi bagian dari solusi bagi tantangan yang dihadapi masyarakat di pelosok negeri.
Sambutan adat yang penuh makna—mulai dari tarian, syair, hingga pemberian kain Tenun Ikat Sumba—menjadi awal perjalanan yang indah, ketika nilai kemanusiaan dan kearifan lokal berpadu dalam harmoni.
